Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Kearifan Lokal Kota Medan Dalam Model Icare
DOI:
https://doi.org/10.51577/globalabdimas.v2i1.346Keywords:
Kearifan Lokal, Matematika, Kepribadian Siswa, Pendidikan Karakter, Karakter BangsaAbstract
Nilai-nilai luhur yang ada dalam kearifan lokal (local wisdom) dapat memperkuat jati diri bangsa dan menanamkan kecintaan terhadap bangsa serta negara. Hal itu disebabkan kearifan lokal diambil dari nilai-nilai luhur yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Matematika sering dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi siswa, sehingga menimbulkan sikap malas belajar, tidak senang dan merasa menjadi beban yang berat bagi siswa. Matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar, baik dari aspek terapannya maupun penalarannya, mempunyai perananan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Untuk itu, matematika di sekolah perlu difungsikan sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan untuk membentuk kepribadian siswa. Matematika harus dihubungkan dengan kenyataan, berada dekat dengan siswa dan relevan dengan kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi. Materi matematika harus dapat ditransmisikan sebagai aktivitas manusia. Namun, konsep-konsep matematika yang diajarkan, dirasakan jauh dari kehidupan siswa sehari-hari. Pada saat yang sama, pentingnya penguatan pendidikan karakter diperlukan seiring dengan melemahnya karakter bangsa.
References
Akbar, Sa’dun, dkk. (2015). Pendidikan Karakter Best Practice. Malang: Universitas Negeri Malang.
Amri, Sofan, dkk. (2011). Implementasi Pendidikan karakter dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.
Chotimah, U. (2016). Implementation of Character Education Local Wisdom Charged in Basic Education Level in South Sumatera. In Sriwijaya University Learning and Education International Conference (Vol. 2, hal. 1221–1238). Indralaya: Sriwijaya University.
Kuntoro, Sodiq A. (2012). “Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal sebagai Dasar Pembentukan Karakter Bangsa”. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Pendidikan. Program Studi ilmu Pendikan program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
Manullang, Belferik. (2013). Grand Desain Pendidikan Karakter Generasi Emas 2045. Jurnal Pendidikan Karakter, III (1), 1-14.
Rahmat,C. (2012). Menyemai Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Dalam Menghadapi Tantangan Modernitas. Disampaikan dalam Seminar Nasional di Institut Hindu Dharma Negeri, Bali.
Rahmawati, Y. (2009). Peranan Musik dalam Pembentukan Budi Pekerti. Bandung: UPI.
Rest,J.R. (1992). Komponen- Komponen Utama Moralitas. Dalam Kurtines, W.M. dan Gerwitz,J.L. (pnyt). Moralitas, Perilaku Moral, dan Perkembangan Moral terjemahan Soelaeman,M.I. dan Dahlan,M.D. Jakarta: Universitas Indonesia.
Samani,M. dan Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Supadjar,D. (2005). Wulang Wuruk Jawa. Yogyakarta: Pustaka Dian.
Superka,D.P. Aarens. C, Hedstrom,J.E, Ford, L.J. & Johnson, P.L. (1976). Values Education Sourcebook. Colorado: Social Science Education Consortium, Inc.
Sari, Nurmala. Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Untuk Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Tim Pendidikan Karakter Kemendiknas. (2010). Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Tidak Diterbitkan.