Faktor Penyebab Terjadinya Ispa pada Balita di Puskesmas Perawatan Morokay Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah
DOI:
https://doi.org/10.51577/jhqd.v2i2.401Keywords:
Balista, ISPAAbstract
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari. ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah. ISPA dapat menimbulkan gejala ringan (batuk, pilek), gejala sedang (sesak, wheezing) bahkan sampai gejala yang berat (sianosis, pernapasan cuping hidung). Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya ISPA pada balita di Puskesmas Perawatan Morokay Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Sampel adalah balita yang mengalami ISPA di Puskesmas Perawatan Morokay Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 32 balita dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling. Hasil penelitian ASI ekslusif merupakan faktor terjainya ISPA pada balita dengan nilai p 0,013, kelengkapan imunisasi merupakan faktor terjainya ISPA pada balita dengan nilai p 0,002, lingkungan rumah merupakan faktor terjainya ISPA pada balita dengan nilai p 0,020. Kesimpulan ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi, lingkungan rumah merupakan faktor terjainya ISPA pada balita di Puskesmas Perawatan Morokay Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah.
References
Aidil Rahman Novesar. (2014). Pola Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(3).
Atikah, Proverawati dan Erna. (2015). Ilmu untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Atikah Proverawati. (2012). Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika.
Adnani. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hanum Marimbi. (2015). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
Merryana, Adriani. (2016). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada.
Nurhidayah., Nurbaeti., H. (2014). Hubungan Status Imunisasi, Status Gizi, Asap Rokok dengan kejadian ISPA pada anakdi Puskesmas Segeri Pangkep. Ilmiah Kesehatan Diagnosis, volume 5.
Oktami R S. (2017). MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Yogyakarta: Nuha Medika.
Pratiwi A & Wahyun E G. (2016). Sistem Pakar Diagnosis ISPA pada Balita dengan Metode Certainty Factor. Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VII, p. 42.
Ricky Perdana Poetra. (2021). Hubungan Kamarisasi Dan Bahan Bakar Biomassa Terhadap Kejadian Infeksi Pernafasan Akut Pada Anak Balita. Penerbit: Tohar Media.
Riskesdas (.2013). Laporan RISKESDAS 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Riskesdas Provinsi Maluku. (2018). Badan penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Lembaga penerbit badan penelitian dan pengembangan Kesehatan.
Riskesdas. 2018. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Lembaga penerbit Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Wiwin. (2020). Faktor yang berhubungan dengan kejadian ispa pada balita di puskesmas tamalanrea jaya kota makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 5(4).