Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Balita Stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto
DOI:
https://doi.org/10.51577/jhqd.v3i2.480Keywords:
Balita, stuntingAbstract
Balita Pendek (Stunting) adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/ stunted) dan <-3 SD (sangat pendek / severely stunted). Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap balita stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto.Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Sampel adalah balita yang mengalami stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto sebanyak 93 balita. dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian BBLR berpengaruh terhadap balita stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto (r = 0.025), riwayat penyakit berpengaruh terhadap balita stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto (r = 0.000), pengetahuan berpengaruh terhadap balita stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto (r = 0.017), ASI ekslusif berpengaruh terhadap balita stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto (r = 0.002). Kesimpulan BBLR, riwayat penyakit, pengetahuan, ASI Eksklusif berpengaruh terhadap balita stunting di Puskesmas Bulusibatang Kabupaten Jeneponto.
References
Adriani, M. & Wirjatmadi Bambang. (2016). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Kencana.
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors 84 Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), 163–170.
Atikah, Proverawati dan Erna. (2015). Ilmu untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Atikah Rahayu. (2018). Study guide-stunting dan upaya pencegahannya bagi mahasiswa kesehatan masyarakat. Yogyalarta: CV Mine.
Ayu Chandra. (2020). Epidemiologi Stunting. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
Data sekunder puskesmas Bulusibatang. (2023). Data balita dan yang mengalami stunting.
Dekkar. (2010). Stunting assosiated with poor socioeconomic and maternal nutrition status and respiratory morbidity in Colombian Schoolchildren. Food and Nutrition Bulletin. 31: 1.
Demsa Simbolon. (2019). Pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik pada ibu menyusui anak usia 0-24 bulan. Media sahabat cendekia.
Dewi. (2013). Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta: Salemba medika.
Kementerian Bidang Kesejahteraan Rakyat. (2013). Pedoman perencanaan program gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan (gerakan 1000 HPK), Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Situasi balita pendek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
Kementerian kesehatan RI. (2010). Standar antropometri penilaian status gizi anak, P.40
Lailatus Sa’a dah. (2021). Metode penelitian ekonomi dan bisnis. Jombang: LPPM Universitas KH.A.
Menteri kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak.Menteri Kesehatan RI.
Maxwell. (2011). Modue 5: Cause of malnutririon.2: 42-47
Notoatmodjo, S. (2018). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nova linda rambe. (2020). Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak berbasis teknologi. Yogyakarta: Deepublish.
Nurlailis Saadah. (2020). Modul deteksi dini pencegahan dan penanganan stunting. Suranaya: Scopindo Media Pustaka.
Ohyver M, Moniaga J V, Restisa K. (2017). Logistic regression and growth nutritional and stunting status: A review. Procedia comput sci. Elsevier B.V.; 2017;116:232–41.
Onetusfifsi P. (2016). Pengaruh BBLR terhadap kejadian stunting pada anak usia 24-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Padang: Universitas Andalas
Putri Ariani. (2017). Ilmu gizi dilengkapi dengan standar penilaian status gizi dan daftar komposisi bahan makanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahayu dkk. 2015. Riwayat berat lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak usia bawah dua tahun. Jurnal kesehatan masyarakat nasional Vol.10 (2): 67-73
Riskesdas. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar.Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Kemneterian RI tahun 2018.
Riskesdas Provinsi Sulawesi Selatan. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi Selatan.Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Kemneterian RI tahun 2018.
Siti Helmyati. (2020). Stunting: Permasalahan dan penanganannyaUGM Press.
Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyawati, A. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Ilmu Kebidanan, (5), Nomor 1: 21-30.
Trihono, Atmarita, Tjandrarini DH, Irawati A, Utami NH, Tejayanti T, et al. (2015). Pendek (stunting) di Indonesia, masalah dan solusinya. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes.
Thesome. (2009). Magnitude and determinants of stunting in children underfive years of age in food surpuls region of Ethiopia: The case of west Gojam Zone. Ethiop.J. Health, 23 (2),98-106
Umi muhammad, E. yulianti. (2020). Modul pelatihan upaya pencegahan stunting pada balita melalui pendiidkan PAUD (pendidikan anak suia dini). Universitas Respati Indonesia: Alinea media dipantara.
Wahida yuliana. (2019). Darurat stunting dengan melibatkan keluarga. Yayasan ahmar cendekia Indonesia.
Wahida Yuliana & Bawon Nul Hakim. (2019). Darurat stunting dengan melibatkan keluarga. Galesong Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.