MODEL INTEGRATIF PELAYANAN FARMASI UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN DAN RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT DI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
DOI:
https://doi.org/10.51577/papsjournals.v4i1.703Keywords:
pelayanan farmasi, keselamatan pasien, rasionalitas penggunaan obat, Puskesmas, model integratifAbstract
Pelayanan farmasi di fasilitas kesehatan primer di Indonesia umumnya masih bersifat administratif dan belum terintegrasi secara optimal dalam proses pelayanan klinik. Kondisi ini berdampak pada rendahnya tingkat keselamatan pasien dan masih banyaknya praktik penggunaan obat yang tidak rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi model integratif pelayanan farmasi guna meningkatkan keselamatan pasien dan rasionalitas penggunaan obat. Penelitian ini menggunakan desain mixed methods dalam tiga fase: eksplorasi melalui wawancara mendalam, observasi, dan diskusi kelompok terfokus; pengembangan model dengan metode Delphi bersama para pakar; serta evaluasi implementasi model secara kuantitatif dengan pendekatan pre-post test. Indikator evaluasi mencakup rasionalitas resep obat (mengacu pada indikator WHO), kejadian medication error, dan tingkat pemahaman serta kepuasan pasien terhadap edukasi obat. Model Integratif Farmasi Primer (MIFP) yang dikembangkan meliputi enam komponen utama: asesmen awal, kolaborasi interprofesi, dispensing dan edukasi pasien, monitoring terapi, evaluasi hasil penggunaan obat, dan umpan balik ke tim medis. Implementasi model selama tiga bulan menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan obat yang rasional, penurunan kejadian medication error hingga 45,8%, serta peningkatan pemahaman dan kepuasan pasien. MIFP terbukti efektif dalam meningkatkan mutu pelayanan farmasi di Puskesmas serta memberikan dampak positif terhadap keselamatan pasien dan rasionalitas penggunaan obat. Model ini layak direkomendasikan sebagai pedoman pelayanan farmasi klinik di tingkat layanan kesehatan primer.
References
Almazrou, S., Alfaifi, S., Alwhaibi, M., Alhossan, A., Alburikan, K., & Albekairy, A. (2021). Pharmacist-led antimicrobial stewardship programs in primary healthcare: A scoping review. Pharmacy Practice, 19(1), 2150. https://doi.org/10.18549/PharmPract.2021.1.2150
Anderson, R. A., & Zhan, K. (2019). The impact of interprofessional collaboration on medication safety in primary care: A systematic review. Journal of Interprofessional Care, 33(1), 50–60. https://doi.org/10.1080/13561820.2018.1536065
Cipolle, R. J., Strand, L. M., & Morley, P. C. (2012). Pharmaceutical care practice: The patient-centered approach to medication management services (3rd ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Pedoman pelayanan farmasi klinik di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Petunjuk teknis pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.
Kurniawan, D. A., Mahendra, A. N., & Wulandari, S. (2020). Peran apoteker dalam meningkatkan kepatuhan dan keselamatan pasien di layanan primer: Studi literatur. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 10(3), 195–202. https://doi.org/10.22146/jmpf.57890
Marjadi, B., & McLaws, M. L. (2010). Improving antibiotic prescribing in Indonesian public hospitals. International Journal of Infectious Diseases, 14(6), e361–e366. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2009.06.019
World Health Organization (WHO). (2017). WHO global report on antibiotic resistance. Geneva: WHO Press. Retrieved from https://www.who.int/publications/i/item/9789241564748
World Health Organization (WHO). (2002). Promoting rational use of medicines: Core components. Geneva: WHO Press. Retrieved from https://apps.who.int/iris/handle/10665/67438
Published
Issue
Section
Copyright (c) 2025 Andyka Wahab, Endang Sri Mulyawati L

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.