Ketimpangan Kesehatan sebagai Praktik Sosial: Kajian Sosiologi Kritis Pierre Bourdieu Terhadap Masyarakat Pesisir di Era Postmodern

Authors

  • Muhammad khaerul Nur Universitas Indonesia Timur, Indonesia
  • Syamsu A Kamaruddin Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Arlin Adam Universitas Mega Buana Palopo, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.51577/ijipublication.v6i1.876

Keywords:

Ketimpangan Kesehatan, Masyarakat Pesisir, Sosiologi Kritis, Pierre Bourdieu, Postmodernisme

Abstract

Ketimpangan kesehatan adalah masalah sosial yang semakin meningkat di era postmodern, terutama di kalangan masyarakat miskin perkotaan, termasuk masyarakat pesisir. Perubahan dalam sistem kesehatan, yang ditandai oleh dominasi pasar, perbedaan layanan, dan komodifikasi kesehatan, telah menciptakan struktur pelayanan yang tidak setara. Hal ini mengakibatkan masyarakat pesisir mengalami keterbatasan akses, layanan berkualitas rendah, dan diskriminasi dalam interaksi dengan institusi kesehatan. Ketimpangan ini bukan hanya masalah perilaku individu atau fasilitas, tetapi merupakan praktik sosial yang dipengaruhi oleh struktur sosial dan relasi kekuasaan. Artikel ini bertujuan menganalisis ketimpangan kesehatan di masyarakat pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar melalui teori praktik Pierre Bourdieu. Fokusnya adalah pada pembentukan habitus kesehatan, pengaruh distribusi modal ekonomi, budaya, sosial, dan simbolik terhadap akses dan pemaknaan layanan kesehatan, serta peran kekerasan simbolik dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain sosiologi kritis, mengumpulkan data dari literatur sosiologi kesehatan, penelitian sebelumnya, dan dokumen kebijakan kesehatan. Analisis dilakukan secara teoretis-interpretatif dengan langkah-langkah analisis medan kesehatan, habitus kesehatan, distribusi modal, dan identifikasi kekerasan simbolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi kesehatan yang hanya fokus pada perubahan perilaku individu tidak efektif tanpa transformasi struktur medan kesehatan. Upaya mengurangi ketimpangan harus melibatkan redistribusi modal, perubahan relasi simbolik dalam pelayanan kesehatan, dan pengakuan praktik kesehatan komunitas sebagai bagian dari realitas sosial.

References

Bourdieu, P. (1977). Outline of a Theory of Practice. Cambridge: Cambridge University Press.

Bourdieu, P. (2004). Science of Science and Reflexivity. Cambridge: Polity Press.

Bourdieu, P., & Wacquant, L. (1992). An Invitation to Reflexive Sociology. Chicago: University of Chicago Press.

Williams, S. J. (1995). Theorising class, health and lifestyles: Can Bourdieu help us? Sociology of Health & Illness, 17(5), 577–604.

Marmot, M. (2005). Social determinants of health inequalities. The Lancet, 365(9464), 1099–1104.

Marmot, M., & Wilkinson, R. (2006). Social Determinants of Health (2nd ed.). Oxford: Oxford University Press.

Scambler, G. (2007). Social structure and health-related stigma. Psychology, Health & Medicine, 12(3), 288–295.

Navarro, V. (2007). Neoliberalism, globalization, and inequalities: Consequences for health. International Journal of Health Services, 37(1), 1–10.

Waitzkin, H. (2011). Medicine and Public Health at the End of Empire. Boulder: Paradigm Publishers.

Farmer, P. (2004). Pathologies of power: Health, human rights, and the new war on the poor. American Journal of Public Health, 94(9), 1486–1496.

P., Nizeye, B., Stulac, S., & Keshavjee, S. (2006). Structural violence and clinical medicine. PLoS Medicine, 3(10), e449.

Wacquant, L. (2008). Urban Outcasts: A Comparative Sociology of Advanced Marginality. Cambridge: Polity Press.

Baum, F., Freeman, T., Sanders, D., Labonté, R., & Lawless, A. (2016). What will it take to reduce health inequalities? Health Promotion International, 31(1), 1–13.

Published

2025-11-29